JAKARTA, KOMPAS.com
-- Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Zaki Mubarak menilai, calon presiden dari PDI Perjuangan
Joko Widodo sedang ingin membangun opini di tengah masyarakat bahwa ia
merupakan figur yang sedang terzalimi. Hal itulah yang melatarbelakangi
beredarnya gambar "RIP Jokowi" di media sosial dalam sepekan terakhir
ini.
"Itu (RIP Jokowi) asalnya ya dari tim sukses Jokowi
sendiri. Sejak awal sudah terbentuk desain dari tim Jokowi supaya
dikesankan teraniaya, seolah diserang, makanya sampai keluar istilah
'aku rapopo'," kata Zaki saat dihubungi Minggu (11/5/2014).
Menurut
Zaki, strategi "politik terzalimi" merupakan cara yang sangat efektif
untuk meningkatkan dukungan dari masyatakat. Pasalnya, sebagian besar
masyarakat Indonesia senang memberikan sikap simpati yang besar terhadap
orang-orang yang digambarkan teraniaya.
"Budaya politik kita
masih seperti itu. Siapa yang dizalimi, selaku teraniaya, mendapat
simpati dan dukungan dari masyarakat. Meski tidak punya program dan visi
misi yang jelas," ujarnya.
"Yang disasar dari pencitraan palsu
seperti itu (politik terzalimi) adalah masyarakat menengah ke bawah dan
pedesaan. Di desa-desa, kuat kesan bahwa Jokowi dizalimi, disakiti.
Jokowi membaca itu sehingga bermain pencitraan palsu seolah dizalimi,"
katanya lagi.
Lebih lanjut, Zaki berpendapat, strategi
pencitraan palsu adalah cara yang tidak pantas dilakukan di negara yang
tengah menuju menjadi negara demokrasi modern seperti Indonesia. Karena
menurutnya, akan lebih sehat jika para kandidat beradu visi misi dan
gagasan ketimbang hanya bermain di sisi pencitraan palsu.
Sebelumnya
diberitakan, beredar gambar ucapan dukacita untuk Ir Herbertus Joko
Widodo. Gambar ini beredar di media sosial, di antaranya Facebook dan
Twitter. Pada gambar itu, ada foto Jokowi. Desainnya berupa iklan
pengumuman kematian yang sering dimuat di surat kabar.
"Telah
meninggal dengan tenang pada hari Minggu 4 Mei 2014 pukul 15.30 WIB,
suami, ayah, dan capres kami tercinta satu-satunya," demikian kalimat
pembuka pengumuman itu.
Pengumuman dilanjutkan dengan informasi
mengenai lokasi “jenazah” Jokowi akan dikebumikan. "Jenazah akan
disemayamkan di kantor PDIP Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan,
dan akan dikremasi pada Selasa 6 Mei 2014."
Sebagai penutup pada
pengumuman tersebut, tercantum nama istri Joko Widodo, Iriana Widodo,
sebagai pihak yang dikondisikan sebagai pemasang iklan. Selanjutnya,
tertulis nama Megawati Soekarnoputri sebagai pihak yang ikut
"berdukacita".
"Turut berduka cita: Megawati Soekarno Putri beserta segenap staff, kader, dan Tim Sukses Capres 2014."
Mengenai
asal mula gambar ini beredar belum diketahui. Akan tetapi, gambar
tersebut mengundang komentar dari pengguna Facebook. Kebanyakan
menganggap gambar ini adalah kampanye hitam.
Sumber

Tidak ada komentar:
Posting Komentar